Kamis, 04 Juli 2013

SUPRAPTO SANG PEKERJA KERAS


SUPRAPTO SANG PEKERJA KERAS
            Terik matahari yang menyengat kulit, tak jadi halangan untuk meneruskan pekerjaannya mengangkat barang dari kapal. Hanya sia-sia rasa lelah yang ada tergambar diraut wajah keriputnya, melangkah menuju warung disudut gedung kosong.
            Sepiring nasi, segelas air teh manis hangat, bak surga bagi buruh yang sederhana ini. Begitu lahap mengahabiskan makan siang suprapto(50) lelaki paruh baya asal kendal, yang ditemui disela waktu istirahatnya bekerja sebagai buruh angkat barang di pelabuhan batu 6.
            “Tot.. TOOOOOOOt”!teriakan kapal barang terdengar sangat riuh dikawasan pelabuhan yang menandai telah dimulainya aktifitas angkat barang sekitar pukul 8 pagi, badannya yang kecil berusaha mengumpulkan tenaga untuk mengangkat barang-barang dari badan kapal sehingga tetesan keringat pun bercucuran membasahi wajah dan seluruh tubuhnya. Bekerja banting tulang seperti ini harus mampu suprapto lakukan sampai pukul 10 malam.suprapto diberi upah kotor sebesar 50.000 rupiah per hari dan dipotong unutk makan jadi 25.000 rupiah. Setelah 2 minggu bekerja, barulah diberi upah 400.000 ribu rupiah sehingga bisa pulang dan memberi nafkah nuntuk anak dan istri. “kalau lembur bisa dapat sampai 700.000 ribu, saya Cuma tamatan SD ya inilah kerja yang bisa saya lakukan untuk keluarga,” kata Suprapto.
            Dari upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, suprapto selalu berusaha untuk menyisihkanuang bagi pendidikan ank-anaknya. 3 anaknya yang kini masih mengenyam pendidikan di SMP dan SD membutuhkan biaya yang cukup banyak. “ saya hanya bisa terus berusaha dan berdoa, insayallah rezeki itu akan datang dengan sendirinya. Keinginan saya tidak  muluk-muluk, saya ingin melihat anak-anak bisa mengenyam pendidikan, sholeh dan bisa berbakti pada orang tua,”tutur suprapto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar