Minggu, 07 Juli 2013

sinopsis film all the president's men



sinopsis film all the president's men

           Menjelang pemilu tahun 1972, wartawan Washington Post Bob Woodward diperintahkan meliput persidangan  perampokan  di markas Partai Demokrat di komplek watergate, Amerika Serikat.  Kasus ini menjadi tambah luar biasa ketika diketahui, belakangan, melibatkan presiden Amerika saat itu, yaitu Richard Nixon.
         Woodward dibantu oleh  Carl Berstein dengan kesungguhannya mencoba menguak skandal politik terbesar di Amerika, bahkan mungkin hingga saat ini: kasus yang dikenal dengan Skandal watergate. Kasus tentang kecurangan pemilu yang melibatkan banyak institusi negara, yaitu kepresidenan, Komisi Pemilihan Umum Amerika, FBI, CIA, dan mungkin juga ada institusi lainnya.

         Woodward dan Bernstein bekerja keras mengumpulkan kepingan puzzle untuk memecahkan kasus ini. Mereka mendatangi berbagai kantor, menelepon berbagai nama, “merayu” berbagai narasumber dengan sejuta trik untuk mengonfirmasi temuan mereka. Banyak hambatan yang mereka temui dalam usaha mereka untuk memecahkan kasus ini.
      Hasil dari kerja keras mereka ini berhasil memaksa  Nixon meletakkan jabatannnya sebagai presiden Amerika di masa itu. Hal menarik lainnya dalam film ini adalah narasumber kunci,  seseorang dengan inisial “Deep Throat”. Deep Throat lah yang menuntun Woodward dan Bernstein berhasil membongkar skandal ini dengan memberikan informasi-informasi kunc.

Sinopsis Film "All The President's Men"

Film ini menceritakan kisah nyata tentang dua orang wartawan The Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein, yang melakukan investigasi pada kasus Watergate yang melibatkan orang nomor satu di negara adikuasa itu—Presiden Richard Nixon. Kerja superkeras dari dua kolega itu berujung pada pengunduran diri Nixon dari kursi kepresidenan. Lika-liku reportase spesial itu menginspirasi Alan J Pakula untuk menuangkannya dalam film. Bob Woodward diperankan oleh Robert Redford dan Carl Bernstein diperankan oleh Dustin Hoffman. Penggarapannya yang cantik dan detail seperti kejadian sebenarnya, membuat film ini menyabet penghargaan Oscar pada tahun 1976. Film ini memvisualiasi laporan Bob Woodward dan Carl Bernstein yang mereka tulis dalam buku berjudul sama, All The President’s Men (1974).
Yang menjadi pertanyaan publik selama puluhan tahun, yakni siapakah orang yang disebut sebagai Deep Throat, sumber utama investigasi mereka. Selama tiga puluh tahun itu, Bob Woodward dan Carl Bernstein tidak pernah membocorkan identitas narasumbernya sesuai kode etik jurnalisme. Baru pada 31 Mei 2005, identitas Deep Throat terkuak. Deep Throat akhirnya memberi pengakuan di majalah Vanity Fair. Dia tak lain adalah W Mark Felt, mantan petinggi nomor dua FBI (Biro Penyelidik Federal) AS. Saat memberi pengakuan, usia Mark Felt sudah 91 tahun.
Selang beberapa saat setelah pengakuan Felt di majalah Vanity Fair, dua wartawan The Washington Post Bob Woodward dan Carl Bernstein mengamini pengakuan yang membuka tabir misteri selama 30 tahun itu. Pengakuan ini pun mengakhiri spekulasi ahli sejarah dan politisi selama tiga dasawarsa mengenai sumber utama dua wartawan desk kota harian itu. Istilah Deep Throat diberikan oleh seorang editor senior Howard Simons dengan meminjam istilah dari judul film porno saat itu.
Felt bergabung dengan FBI pada tahun 1942. Ia bekerja bertahun-tahun di bawah agen J. Edgar Hoover. Saat kasus Nixon mencuat, ia menjadi orang nomor dua di bawah L. Patrick Gray. Sosok misterius ini pun menjadi bahan spekulasi para pengamat politik AS. Ada yang mengira sosok Deep Throat adalah Direktur FBI kala itu L. Patrick Gray. Ada lagi yang menerka Alexander Haig sebagai penasihat Nixon. Ada juga sekretaris negara Henry Kissinger atau mantan duta besar PBB dan bahkan ada yang menuding pada George Bush senior.
Pengakuan Mark Felt mendongkrak kembali popularitas film itu. Pasalnya, All The President’s Men juga menceritakan kisah bagaimana dua wartawan itu bertemu dengan Deep Throat secara sembunyi-sembunyi. Entah di stasiun kereta api bawah tanah di Washington DC maupun di tempat parkir. Contoh adegan terbaik ketika Bob Woodward mengadakan pertemuan rahasia pada tengah malam di parkiran dengan Deep Throat yang diatur dengan simbol pot bunga yang ditaruh di balkon. Hanya ada empat orang yang mengetahui sosok Deep Throat, yakni Bob Woodward, Bernstein, Ben Bradlee mantan redaktur pelaksana The Washington Post, dan tentu Mark Felt sendiri.
Selama 30 tahun, Deep Throat menjadi bahan spekulasi. Dalam berbagai kesempatan, dua wartawan senior itu sering diserang pertanyaan seputar keberadaan sang narasumber gelap itu. Tapi, etika jurnalistik untuk menyembunyikan identitas tetap mereka pegang. Woodward dalam sebuah jumpa pers pernah mengatakan dirinya tidak akan mengungkapkan identitas itu selama orang itu masih hidup atau sampai dia membebaskannya dari perjanjian kerahasiaan itu.
Mark Felt tua. Sumber: washingtonpost.com
Pada diskusi peringatan 25 tahun peristiwa Watergate, Woodward memberikan beberapa kata kunci bahwa Deep Throat adalah satu orang dan bukan jaringan. Dia, kata Woodward, adalah perokok dan suka minum Scotch. Tapi, ini masih menimbulkan spekulasi sampai akhirnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar