sinopsis
film all the president's men
Menjelang pemilu tahun 1972, wartawan Washington Post Bob Woodward
diperintahkan meliput persidangan
perampokan di markas Partai
Demokrat di komplek watergate, Amerika Serikat.
Kasus ini menjadi tambah luar biasa ketika diketahui, belakangan,
melibatkan presiden Amerika saat itu, yaitu Richard Nixon.
Woodward dibantu oleh Carl Berstein
dengan kesungguhannya mencoba menguak skandal politik terbesar di Amerika,
bahkan mungkin hingga saat ini: kasus yang dikenal dengan Skandal watergate.
Kasus tentang kecurangan pemilu yang melibatkan banyak institusi negara, yaitu
kepresidenan, Komisi Pemilihan Umum Amerika, FBI, CIA, dan mungkin juga ada
institusi lainnya.
Woodward dan Bernstein bekerja keras mengumpulkan kepingan puzzle untuk
memecahkan kasus ini. Mereka mendatangi berbagai kantor, menelepon berbagai
nama, “merayu” berbagai narasumber dengan sejuta trik untuk mengonfirmasi
temuan mereka. Banyak hambatan yang mereka temui dalam usaha mereka untuk
memecahkan kasus ini.
Hasil
dari kerja keras mereka ini berhasil memaksa
Nixon meletakkan jabatannnya sebagai presiden Amerika di masa itu. Hal
menarik lainnya dalam film ini adalah narasumber kunci, seseorang dengan
inisial “Deep Throat”. Deep Throat lah yang menuntun Woodward dan Bernstein
berhasil membongkar skandal ini dengan memberikan informasi-informasi kunc.
Sinopsis Film "All The
President's Men"
Film ini menceritakan kisah nyata
tentang dua orang wartawan The Washington Post, Bob Woodward dan Carl
Bernstein, yang melakukan investigasi pada kasus Watergate yang melibatkan
orang nomor satu di negara adikuasa itu—Presiden Richard Nixon. Kerja
superkeras dari dua kolega itu berujung pada pengunduran diri Nixon dari kursi
kepresidenan. Lika-liku reportase spesial itu menginspirasi Alan J Pakula untuk
menuangkannya dalam film. Bob Woodward diperankan oleh Robert Redford dan Carl
Bernstein diperankan oleh Dustin Hoffman. Penggarapannya yang cantik dan detail
seperti kejadian sebenarnya, membuat film ini menyabet penghargaan Oscar pada
tahun 1976. Film ini memvisualiasi laporan Bob Woodward dan Carl Bernstein yang
mereka tulis dalam buku berjudul sama, All The President’s Men (1974).
Yang menjadi pertanyaan publik
selama puluhan tahun, yakni siapakah orang yang disebut sebagai Deep Throat,
sumber utama investigasi mereka. Selama tiga puluh tahun itu, Bob Woodward dan
Carl Bernstein tidak pernah membocorkan identitas narasumbernya sesuai kode
etik jurnalisme. Baru pada 31 Mei 2005, identitas Deep Throat terkuak. Deep
Throat akhirnya memberi pengakuan di majalah Vanity Fair. Dia tak lain adalah W
Mark Felt, mantan petinggi nomor dua FBI (Biro Penyelidik Federal) AS. Saat
memberi pengakuan, usia Mark Felt sudah 91 tahun.
Selang beberapa saat setelah
pengakuan Felt di majalah Vanity Fair, dua wartawan The Washington Post Bob
Woodward dan Carl Bernstein mengamini pengakuan yang membuka tabir misteri
selama 30 tahun itu. Pengakuan ini pun mengakhiri spekulasi ahli sejarah dan
politisi selama tiga dasawarsa mengenai sumber utama dua wartawan desk kota
harian itu. Istilah Deep Throat diberikan oleh seorang editor senior Howard
Simons dengan meminjam istilah dari judul film porno saat itu.
Felt bergabung dengan FBI pada tahun
1942. Ia bekerja bertahun-tahun di bawah agen J. Edgar Hoover. Saat kasus Nixon
mencuat, ia menjadi orang nomor dua di bawah L. Patrick Gray. Sosok misterius
ini pun menjadi bahan spekulasi para pengamat politik AS. Ada yang mengira
sosok Deep Throat adalah Direktur FBI kala itu L. Patrick Gray. Ada lagi yang
menerka Alexander Haig sebagai penasihat Nixon. Ada juga sekretaris negara
Henry Kissinger atau mantan duta besar PBB dan bahkan ada yang menuding pada
George Bush senior.
Pengakuan Mark Felt mendongkrak
kembali popularitas film itu. Pasalnya, All The President’s Men juga
menceritakan kisah bagaimana dua wartawan itu bertemu dengan Deep Throat secara
sembunyi-sembunyi. Entah di stasiun kereta api bawah tanah di Washington DC
maupun di tempat parkir. Contoh adegan terbaik ketika Bob Woodward mengadakan
pertemuan rahasia pada tengah malam di parkiran dengan Deep Throat yang diatur
dengan simbol pot bunga yang ditaruh di balkon. Hanya ada empat orang yang
mengetahui sosok Deep Throat, yakni Bob Woodward, Bernstein, Ben Bradlee mantan
redaktur pelaksana The Washington Post, dan tentu Mark Felt sendiri.
Selama 30 tahun, Deep Throat menjadi
bahan spekulasi. Dalam berbagai kesempatan, dua wartawan senior itu sering
diserang pertanyaan seputar keberadaan sang narasumber gelap itu. Tapi, etika
jurnalistik untuk menyembunyikan identitas tetap mereka pegang. Woodward dalam
sebuah jumpa pers pernah mengatakan dirinya tidak akan mengungkapkan identitas
itu selama orang itu masih hidup atau sampai dia membebaskannya dari perjanjian
kerahasiaan itu.
Mark Felt tua. Sumber:
washingtonpost.com
Pada diskusi peringatan 25 tahun
peristiwa Watergate, Woodward memberikan beberapa kata kunci bahwa Deep Throat
adalah satu orang dan bukan jaringan. Dia, kata Woodward, adalah perokok dan
suka minum Scotch. Tapi, ini masih menimbulkan spekulasi sampai akhirnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar